MODEL
PEMBELAJARAN
Model
pembelajaran adalah
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara
khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian
kompetensi peserta didik dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berikut disajikan beberapa model
pembelajaran untuk dipilih dan dijadikan alternatif (Silakan Klik Link
masing-masing model pembelajaran untuk mengetahui penjelasan singkat) :
Pembelajaran kooperatif sesuai
dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan
orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan
rasa senasib. Dengsan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara
koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing)
pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih
berinteraksi-komunikasi-sosialisasikarena koperatif adalah miniature dari hidup
bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jadi model pembelajaran koperatif
adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerjasama saling
membantu mengkontruksikan konsep, menyelesaikan persoalan atau inkuiri.
Menurut teori dan pengalaman agarkelompok
kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang,
siswa heterogen (kemampuan, gender, karakter), ada kontrol dan fasilitas, dan
meminta tanggung jawab hasil kelompokberupa laporan atau presentasi.
Sintak pembelajaran koperatif adalah
informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok,
presentasi hasil kelompok dan pelaporan.
Dalam hal
ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum
dikenal cara penyelesaiannya. Justru Problem Solving adalah mencari atau
menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan atau algoritma).
Sintaknya adalah : sajikan permasalahan yang memenuhi kriteria di atas,
siswaberkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan yang
disajikan, siswa mengidentifikasi, mengeksplorasi, menginvestigasi, menduga dan
akhirnya menemukan solusi. Pustaka : Ngalimun, 2012. Strategi dan Model
Pembelajaran. Scripta Cendekia. Banjarmasin. Halaman 133-134
Jigsaw adalah tipe pembelajaran
kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s. Model pembelajaran ini
didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya
sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi
yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi
tersebut kepada kelompoknya. Sesuai dengan namanya, teknis
penerapan tipe pembelajaran ini maju mundur seperti gergaji. Menurut Arends
(1997), langkah-langkah penerapan model pembelajaran Jigsaw dalam matematika,
yaitu:
1.
Membentuk
kelompok heterogen yang beranggotakan 4 – 6 orang
2.
Masing-masing
kelompok mengirimkan satu orang wakil mereka untuk membahas topik, wakil ini
disebut dengan kelompok ahli
3.
Kelompok
ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling membantu untuk
menguasai topik tersebut
4.
Setelah
memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompok masing-masing,
kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya
5.
Guru
memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi yang telah
didiskusikan
Kunci pembelajaran ini adalah interpedensi setiap siswa terhadap anggota kelompok untuk memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan tes dengan baik.
Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:
Kunci pembelajaran ini adalah interpedensi setiap siswa terhadap anggota kelompok untuk memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan tes dengan baik.
Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1.
Mempermudah
pekerjaan guru dalam mengajar,karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas
menjelaskan materi kepada rekan-rekannya
2.
Pemerataan
penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat
3.
Metode
pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan
berpendapat.
Dalam penerapannya sering dijumpai beberapa permasalahan yaitu :
·
Siswa
yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya
diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan
jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota kelompok menyimak
terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan
pertanyaan apabila tidak mengerti.
·
Siswa
yang memiliki kemampuan membaca dan berfpikir rendah akan mengalami kesulitan
untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk
mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian
memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi dapat
tersampaikan secara akurat.
·
Siswa
yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus
pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas
tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi.
·
Siswa
yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses
pembelajaran.
Demonstration Method - Metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang
sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000). Metode demontrasi adalah metode yang
digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang
berkenaan dengan bahan pelajaran (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi yaitu sebagai berikut:
a. perhatian siswa dapat lebih difokuskan
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi yaitu sebagai berikut:
a. perhatian siswa dapat lebih difokuskan
b. proses belajar siswa lebih
terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai
hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat, 1985)
Kelebihan metode demontrasi sebagai berikut:
Kelebihan metode demontrasi sebagai berikut:
1. membantu anak didik memahami
dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda
2. memudahkan berbagai jenis
penjelasan
3. kesalahan-kesalahan yang terjadi
dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengalaman dan contoh konkret,
dengan menghadirkan objek sebenarnya. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode demonstrasi sebagai
berikut:
1. anak didik terkadang sukar
melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan,
2. tidak semua benda dapat
didemonstrasikan
3. sukar dimengerti apabila
didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan .
(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar